Guru Besar Archives | Institut Teknologi PLN https://itpln.ac.id/tag/guru-besar/ ksatriapetir Wed, 12 Nov 2025 04:20:04 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.3 https://itpln.ac.id/wp-content/uploads/2022/06/sttpln2-1.png Guru Besar Archives | Institut Teknologi PLN https://itpln.ac.id/tag/guru-besar/ 32 32 Guru Besar ITPLN Soroti Nilai Kemanusiaan dalam Manajemen Konstruksi https://itpln.ac.id/guru-besar-itpln-soroti-nilai-kemanusiaan-dalam-manajemen-konstruksi.html/ https://itpln.ac.id/guru-besar-itpln-soroti-nilai-kemanusiaan-dalam-manajemen-konstruksi.html/#respond Wed, 12 Nov 2025 04:20:04 +0000 https://itpln.ac.id/?p=12045 JAKARTA — Dunia manajemen konstruksi tengah bergerak menuju babak baru. Revolusi digital, krisis global, dan tuntutan keberlanjutan mengubah wajah konstruksi menjadi lebih cerdas, tangguh, dan beretika. Hal itu disampaikan Prof. Dr. Susy Fatena Rostiyanti, ST, M.Sc., dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi Institut Teknologi PLN (ITPLN), di Jakarta. “Pandemi COVID-19 membuka...

The post Guru Besar ITPLN Soroti Nilai Kemanusiaan dalam Manajemen Konstruksi appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
JAKARTA — Dunia manajemen konstruksi tengah bergerak menuju babak baru. Revolusi digital, krisis global, dan tuntutan keberlanjutan mengubah wajah konstruksi menjadi lebih cerdas, tangguh, dan beretika.

Hal itu disampaikan Prof. Dr. Susy Fatena Rostiyanti, ST, M.Sc., dalam orasi ilmiah pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi Institut Teknologi PLN (ITPLN), di Jakarta.

“Pandemi COVID-19 membuka mata dunia akan rapuhnya sistem proyek dan rantai pasok. Tapi di sisi lain, ia mempercepat lahirnya paradigma baru—manajemen konstruksi yang berbasis data, adaptif, dan bermoral,” ujar Prof. Susy, dikutip Rabu, 12 November 2025.

Menurut Prof. Susy, digitalisasi kini menjadi tulang punggung utama industri konstruksi. Teknologi seperti Building Information Modeling (BIM), digital twin, kecerdasan buatan (AI), dan Internet of Things (IoT) yang mendefinisikan ulang cara proyek direncanakan dan dijalankan.

“Dengan digital twin, manajer bisa membaca perilaku bangunan secara real time dan mengantisipasi kerusakan sebelum terjadi,” katanya.

Transformasi digital ini, lanjutnya, menggeser peran manajer konstruksi dari sekadar pengatur waktu dan biaya menjadi pengelola ekosistem data yang kompleks. Setiap manajer konstruksi, tegasnya, harus memahami keamanan siber, tata kelola data, dan etika algoritma.

“Akuntabilitas digital kini menjadi bagian dari kompetensi manajerial,” ucap istri dari Kemal Hassan itu.

Prof. Susy menilai, ketahanan menjadi kompetensi baru yang tak terelakkan di tengah ketidakpastian global. Industri konstruksi harus siap menghadapi gangguan ekonomi dan krisis iklim tanpa kehilangan efisiensi dan keselamatan kerja.

“Manajer konstruksi masa depan perlu memiliki pandangan sistemik—mampu melihat keterkaitan antara regulasi, sumber daya manusia, dan logistik di bawah tekanan,” kata ibu dari Anandita Devitarianti dan Ananta Wikrama itu.

Dosen Teknik Sipil ITPLN itu menambahkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perusahaan dengan kematangan digital tinggi pulih lebih cepat dari krisis. Artinya, kata Prof. Susy, kemampuan beradaptasi dan berpikir strategis kini sama pentingnya dengan kemampuan teknis.

Dalam orasinya, Prof. Susy juga menekankan bahwa keberlanjutan tidak lagi sekadar urusan sertifikasi hijau. Ia kini menjadi inti dari perencanaan, pengadaan, dan operasional proyek.

“Kita sedang bergerak ke arah ekonomi sirkular—setiap material harus memiliki paspor, setiap proses harus transparan dari hulu ke hilir,” tuturnya.

Penerapan material sirkular sejak tahap desain, katanya, dapat menekan karbon hingga 30 persen. “Instrumen digital seperti BIM-LCA, carbon dashboard, dan pelacakan material berbasis blockchain akan menjadi instrumen penting menuju konstruksi yang lebih transparan dan akuntabel,” tambahnya.

Kecanggihan teknologi, kata Prof. Susy, tak boleh menggeser nilai-nilai kemanusiaan. Dia menegaskan, teknologi seharusnya memperkuat keputusan manusia, bukan menggantikannya. Untuk itu, lanjutnya, literasi etika dan empati menjadi kompetensi manajerial penting di tengah arus digitalisasi.

“Kita bicara tentang kepemilikan data, bias algoritma, dan pengawasan digital. Semua itu membutuhkan kesadaran moral yang tinggi,” katanya.

Prof. Susy menutup orasinya dengan optimisme. Ia menggambarkan masa depan manajemen konstruksi sebagai kolaborasi antara teknologi, keberlanjutan, dan nilai kemanusiaan.

“Kita akan melihat peran baru seperti operator digital twin, koordinator keberlanjutan, dan manajer data. Masa depan bukan hanya tentang membangun gedung yang cerdas, tapi tentang membangun sistem dan manusia yang cerdas,” pungkasnya.***

 

The post Guru Besar ITPLN Soroti Nilai Kemanusiaan dalam Manajemen Konstruksi appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
https://itpln.ac.id/guru-besar-itpln-soroti-nilai-kemanusiaan-dalam-manajemen-konstruksi.html/feed/ 0
ITPLN Kukuhkan Guru Besar Pertama, Rektor Tegaskan Misi Besar Kampus Transisi Energi https://itpln.ac.id/itpln-kukuhkan-guru-besar-pertama-rektor-tegaskan-misi-besar-kampus-transisi-energi.html/ https://itpln.ac.id/itpln-kukuhkan-guru-besar-pertama-rektor-tegaskan-misi-besar-kampus-transisi-energi.html/#respond Tue, 11 Nov 2025 10:30:23 +0000 https://itpln.ac.id/?p=12035 JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi mengukuhkan Prof. Dr. Susy Fatena Rostiyanti, ST, M.Sc. sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi, Selasa, 11 November 2025. Upacara berlangsung khidmat di kampus ITPLN, dihadiri Dewan Guru Besar, sivitas akademika, dan para tamu undangan. Rektor ITPLN Prof. Iwa Garniwa menyebut pengukuhan ini sebagai tonggak penting bagi institusi. Ia...

The post ITPLN Kukuhkan Guru Besar Pertama, Rektor Tegaskan Misi Besar Kampus Transisi Energi appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
JAKARTA — Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi mengukuhkan Prof. Dr. Susy Fatena Rostiyanti, ST, M.Sc. sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi, Selasa, 11 November 2025. Upacara berlangsung khidmat di kampus ITPLN, dihadiri Dewan Guru Besar, sivitas akademika, dan para tamu undangan.

Rektor ITPLN Prof. Iwa Garniwa menyebut pengukuhan ini sebagai tonggak penting bagi institusi. Ia menegaskan, capaian tersebut tak hanya menjadi pencapaian pribadi Prof. Susy, tetapi juga simbol penguatan peran kampus dalam agenda transisi energi nasional.

“Hari ini ITPLN pecah telor melahirkan guru besar. Tidak mudah memang. Tahun lalu ada yang hampir berhasil. Lalu Prof. Susy datang langsung dan menyatakan tekadnya: ‘Saya harus jadi profesor ITPLN.’ Dan hari ini itu terwujud,” kata Prof. Iwa.

Menurutnya, guru besar memegang peran strategis sebagai teladan moral, penggerak perubahan, serta penjaga marwah akademik. Kehadiran profesor pertama di lingkungan ITPLN, kata dia, menjadi energi baru bagi kampus untuk memperluas riset dan memperdalam inovasi di bidang infrastruktur dan transisi energi berkelanjutan.

Iwa menambahkan, Indonesia tengah menghadapi dua tantangan besar: transformasi Industri 4.0 dan percepatan transisi energi menuju net zero emission pada 2060. “ITPLN hadir untuk menjawab itu. Kami mempersiapkan SDM yang kompeten, sesuai kebutuhan bangsa,” katanya.

Saat ini, ITPLN memiliki sekitar 198 dosen, termasuk 60 bergelar doktor. Lebih dari 30 lainnya sedang menempuh pendidikan doktoral. Iwa juga menyebut bahwa kampus sedang menyiapkan empat calon guru besar berikutnya.

“Kami berkomitmen menjadikan ITPLN kampus unggul dan berdaya saing global,” ucapnya.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III, Henri Togar Hasiholan Tambunan, yang turut hadir, menyampaikan apresiasi atas pengukuhan tersebut. Ia menilai gelar guru besar merupakan puncak karier akademik yang mencerminkan ketekunan dalam pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

“Gelar profesor bukan hanya pengakuan individu, tetapi kebanggaan institusi,” kata Henri.

Menurutnya, pengukuhan Prof. Susy memperkuat posisi ITPLN sebagai kampus unggulan di bidang ketenagalistrikan dan teknologi terapan.

Henri menekankan bahwa manajemen konstruksi kini memiliki urgensi lebih besar di tengah kebutuhan efisiensi proyek, keamanan, keberlanjutan, serta inovasi ramah lingkungan. Dengan kompetensi Prof. Susy, ia yakin kontribusi akademik dan lintas sektornya akan semakin signifikan.

Ia juga mengaitkan pengukuhan ini dengan arah kebijakan Kemendiktisaintek melalui program Kemendiktisaintek Berdampak, yang mendorong riset yang relevan dan berguna bagi masyarakat serta industri. Henri mengapresiasi konsistensi ITPLN menjaga mutu akademik dan mendorong dosen mencapai jenjang tertinggi.

“Ini menunjukkan ekosistem akademik yang sehat dan progresif,” imbuhnya.

Henri berharap kehadiran Prof. Susy di jajaran guru besar dapat menginspirasi dosen muda dan mahasiswa. Kehadiran guru besar dari ITPLN, lanjutnya, diharapkan menjadi awal kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat, industri, dan pembangunan bangsa.

Dalam orasi ilmiah bertajuk “Perkembangan Manajemen Konstruksi: Keseimbangan Biaya, Waktu, dan Mutu di Era Digital”, Prof. Susy Fatena menegaskan bahwa dunia manajemen konstruksi tengah memasuki fase paling dinamis dalam empat dekade terakhir. Ia menyebut transformasi industri kini bergerak dari praktik berbasis dokumen menjadi disiplin sistemik yang menggabungkan kecerdasan digital, regulasi, serta tanggung jawab sosial.

“Keseimbangan biaya, waktu, dan mutu tetap menjadi fondasi. Namun kini relasinya jauh lebih kompleks,” kata Prof Susy.

Perubahan cara kerja tersebut, ungkap Prof. Susy, tak lepas dari membesarnya skala proyek dan meningkatnya kompleksitas kontrak. Jika dulu manajer konstruksi sebatas koordinator teknis, kini mereka berubah menjadi “integrator strategis” yang harus mengelola data, desain, pengadaan, dan pelaksanaan secara menyeluruh.

Menurutnya, metodologi standar dan perangkat digital telah menggusur alur kerja manual yang kerap terputus-putus, membuat proses konstruksi lebih presisi dan dapat dipantau secara real time. Susy menjelaskan dekade terakhir mempercepat lonjakan transformasi berkat digitalisasi, otomasi, serta meningkatnya kebutuhan terhadap keberlanjutan.

Manajer konstruksi, kata dia, kini dituntut mengorkestrasi kolaborasi lintas disiplin, menjaga arus informasi tetap akurat, dan merespons isu global mulai dari perubahan iklim, penipisan sumber daya, hingga derap cepat teknologi baru.

“Profesi ini tidak lagi sekadar mengurus bangunan berdiri, tetapi bagaimana ia berfungsi, bertahan, dan memberi dampak jangka panjang,” ucapnya.

Menutup orasi, Prof. Susy menilai masa depan manajemen konstruksi akan bertumpu pada sistem yang cerdas, adaptif, dan beretika. Keberhasilan profesi ini, ucapnya, sangat ditentukan oleh kemampuan menggabungkan kefasihan digital dengan pemahaman hukum, kepemimpinan, serta pemikiran sistemis.

“Tantangannya adalah mengelola ketidakpastian tanpa kehilangan keseimbangan biaya, waktu, dan mutu, sekaligus memastikan keberlanjutan,” kata Prof. Susy.***

The post ITPLN Kukuhkan Guru Besar Pertama, Rektor Tegaskan Misi Besar Kampus Transisi Energi appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
https://itpln.ac.id/itpln-kukuhkan-guru-besar-pertama-rektor-tegaskan-misi-besar-kampus-transisi-energi.html/feed/ 0