GINEST Archives | Institut Teknologi PLN https://itpln.ac.id/tag/ginest/ ksatriapetir Fri, 07 Nov 2025 14:35:12 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.3 https://itpln.ac.id/wp-content/uploads/2022/06/sttpln2-1.png GINEST Archives | Institut Teknologi PLN https://itpln.ac.id/tag/ginest/ 32 32 Bersama Pembicara Internasional, Perempuan ITPLN Ungkap Kebutuhan Tenaga Ahli Nuklir https://itpln.ac.id/bersama-pembicara-internasional-perempuan-itpln-ungkap-kebutuhan-tenaga-ahli-nuklir.html/ https://itpln.ac.id/bersama-pembicara-internasional-perempuan-itpln-ungkap-kebutuhan-tenaga-ahli-nuklir.html/#respond Fri, 07 Nov 2025 14:35:12 +0000 https://itpln.ac.id/?p=12004 JAKARTA — Sekretaris Jenderal Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Technology (GINEST) Institut Teknologi PLN (ITPLN), Nadia Paramita mengungkapkan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) nuklir di Indonesia semakin besar seiring rencana pembangunan tiga hingga empat fasilitas nuklir pada 2045. Hal ini dia sampaikan saat Forum-Dialogue of Women of High-Tech Industries of Russia and Indonesia...

The post Bersama Pembicara Internasional, Perempuan ITPLN Ungkap Kebutuhan Tenaga Ahli Nuklir appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
JAKARTA — Sekretaris Jenderal Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Technology (GINEST) Institut Teknologi PLN (ITPLN), Nadia Paramita mengungkapkan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) nuklir di Indonesia semakin besar seiring rencana pembangunan tiga hingga empat fasilitas nuklir pada 2045.

Hal ini dia sampaikan saat Forum-Dialogue of Women of High-Tech Industries of Russia and Indonesia bersama pembica internasional lainnya di Auditorium BRIN, Tangerang Selatan. Dalam acara bertemakan “Cooperation for Sustainable Development of Industry and Technology” itu, Nadia menjelaskan kebutuhan SDM nuklir mencapai hingga 6.000 tenaga ahli baru.

“Kita masih memiliki banyak persoalan dalam pemanfaatan teknologi nuklir. Bukan hanya soal teknis, tapi juga keamanan, sosial, ekonomi, hingga medis. Karena itu kolaborasi lintas sektor menjadi keharusan,” ujar Nadia di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.

Menurut dia, kompetensi yang dibutuhkan dalam pengembangan nuklir di masa depan tidak terbatas pada ilmu teknologi nuklir.

“SDM nuklir harus memahami sains, regulasi, manajemen kelembagaan, komunikasi publik, hingga etika profesional. Kolaborasi transdisiplin dengan bidang energi terbarukan, kebijakan energi, dan ekonomi energi juga sangat penting,” kata perempuan berkerudung itu.

ITPLN, lanjut Nadia, telah menyiapkan ekosistem pendidikan nuklir melalui kurikulum, pusat penelitian, serta berbagai aktivitas mahasiswa. Kampus tersebut memiliki Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development, dengan ruang lingkup penelitian, pendidikan, pelatihan, kebijakan, hingga kerja sama industri dan pemerintah.

“Kami sudah melakukan banyak kolaborasi, termasuk dengan Rosatom di sejumlah kota. Mahasiswa juga kami dorong untuk aktif berbagi pengetahuan, termasuk pemberdayaan perempuan muda di sektor nuklir,” ungkap Nadia.

Ia menutup paparannya dengan penekanan peran perempuan dalam inovasi nuklir. “Di balik setiap inovasi nuklir yang bermakna, selalu ada perempuan yang percaya bahwa pengetahuan bisa mengubah dunia. Mari kita mengubah dunia bersama,” tutur Nadia.

Acara yang diselenggarakan oleh Rosatom, BRIN, dan jaringan perempuan profesional teknologi lainnya itu dihadiri perwakilan dari Turki, Filipina, Ghana, mesir, Tunisia, Belarus, rusia, hingga Kirgizstan.

Mereka akan membahas penguatan kapasitas perempuan di sektor industri berteknologi tinggi serta peluang pengembangan teknologi berkelanjutan. ***

The post Bersama Pembicara Internasional, Perempuan ITPLN Ungkap Kebutuhan Tenaga Ahli Nuklir appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
https://itpln.ac.id/bersama-pembicara-internasional-perempuan-itpln-ungkap-kebutuhan-tenaga-ahli-nuklir.html/feed/ 0
ITPLN: Indonesia Butuh 5.000 SDM Nuklir untuk Sambut Era PLTN 2045 https://itpln.ac.id/itpln-indonesia-butuh-5-000-sdm-nuklir-untuk-sambut-era-pltn-2045.html/ https://itpln.ac.id/itpln-indonesia-butuh-5-000-sdm-nuklir-untuk-sambut-era-pltn-2045.html/#respond Fri, 12 Sep 2025 12:28:35 +0000 https://itpln.ac.id/?p=11540 JAKARTA – Institut Teknologi PLN (ITPLN) menyiapkan strategi besar pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk menyongsong beroperasinya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Targetnya, pada 2045 Indonesia membutuhkan 4.000–5.000 tenaga ahli nuklir lintas disiplin. Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menyebut kunci keberhasilan transisi energi nuklir ada pada kualitas SDM. Hal ini dia ungkapkan saat...

The post ITPLN: Indonesia Butuh 5.000 SDM Nuklir untuk Sambut Era PLTN 2045 appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
JAKARTA – Institut Teknologi PLN (ITPLN) menyiapkan strategi besar pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk menyongsong beroperasinya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Targetnya, pada 2045 Indonesia membutuhkan 4.000–5.000 tenaga ahli nuklir lintas disiplin.

Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, menyebut kunci keberhasilan transisi energi nuklir ada pada kualitas SDM. Hal ini dia ungkapkan saat seminar yang digelar Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST) ITPLN dan Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) yang bertajuk “Peluang dan Tantangan serta Peran Energi Nuklir untuk Sektor Ketenagalistrikan dalam Mendukung Kebijakan deCarbonisasi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060”.

“SDM unggul adalah pondasi utama keberhasilan PLTN di Indonesia. Tanpa kesiapan operator, insinyur keselamatan, regulator, hingga manajer proyek yang kompeten, PLTN tidak akan bisa berjalan dengan aman dan efisien,” ujar Iwa dalam Seminar Nasional tentang nuklir, dikutip Jum’at, 12 September 2025.

Dari data yang dimilikinya, saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 900 SDM berkompetensi spesifik nuklir. Padahal, tegasnya, untuk satu unit PLTN saja dibutuhkan setidaknya 1.200 SDM dengan kompetensi spesifik nuklir. Jika pemerintah merealisasikan 3–4 unit PLTN pada 2045, kebutuhan melonjak hingga 5.000 orang.

Untuk menutup kesenjangan itu, ITPLN merancang kurikulum khusus. Pada jenjang S1, mahasiswa akan dibekali dasar nuklir, material, dan termohidrolika. Tingkat S2 diarahkan ke analisis keselamatan dan simulasi reaktor, sementara S3 fokus pada riset frontier seperti small modular reactor (SMR) dan kebijakan energi.

“Kami juga menyiapkan laboratorium digital twin untuk simulasi operasi PLTN,” ucap Iwa.

Selain pendidikan formal, ITPLN menyiapkan jalur pelatihan profesional dengan sertifikasi internasional. Operator, misalnya, perlu lisensi setelah menjalani pelatihan 6–12 bulan. Insinyur keselamatan akan dibekali radioproteksi dan analisis keselamatan reaktor, sedangkan regulator digembleng audit dan kepatuhan.

Anggaran tahun pertama pengembangan SDM nuklir ini ditaksir Rp220 miliar, meliputi pembangunan pusat pelatihan, beasiswa, serta sertifikasi. ITPLN juga menjalin konsorsium dengan lima universitas untuk mempercepat transfer ilmu.

Namun, Iwa mengingatkan, tantangan besar masih mengadang. “Jumlah ahli nuklir kita terbatas, program pendidikan belum terintegrasi, dan isu penerimaan publik terhadap PLTN juga harus diatasi,” katanya.

Belajar dari praktik internasional, Indonesia disebut perlu mencontoh Uni Emirat Arab yang sukses membangun PLTN Barakah berkat regulasi kuat, SDM nasional, dan proyek EPC terintegrasi. “Dengan strategi tepat, Indonesia bisa siap menghadapi era energi nuklir pada 2045,” kata Iwa.

Direktur Teknologi, Engineering dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), Evy Haryadi memaparkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (2025-2034) akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir berkapasitas 2×250 MW. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi energi bersih dan andal.

“MKI mengambil peran mendukung pemerintah menjalankan energi nuklir. Seperti yang kita ketahui, PLN telah menandatangani Paris Agreement pada tahun 2021, penggunaan renewable energy berpotensi akan exhausted di masa mendatang sehingga energi nuklir sangat dibutuhkan. Diperlukan persiapan yang cukup panjang, termasuk peluang dan tantangan yang perlu dimitigasi,” kata Evy.

Ketua GINEST ITPLN, Agus Puji Prasetyono, mengatakan, ada tiga sumber energi yang stabil, kuat dan andal yang ada di Indonesia. Yakni, energi hydro, geothermal dan PLTN. Namun, ucapnya, energi hydro dan geothermal kapasitasnya terbatas.

“Kalau PLTN bisa kita bangun dimana-mana mulai dari skala kecil sampai besar. Kita bisa bangun di pojokan Banten, kita bisa bangun di gunung Muria, bahkan bisa repowering dengan PLTU Batubara. Maka yang harus kita lakukan adalah bagaimana caranya agar PLTN ini bisa masuk,” kata Agus.***

The post ITPLN: Indonesia Butuh 5.000 SDM Nuklir untuk Sambut Era PLTN 2045 appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
https://itpln.ac.id/itpln-indonesia-butuh-5-000-sdm-nuklir-untuk-sambut-era-pltn-2045.html/feed/ 0
Indonesia Siap Bangun PLTN, ITPLN Bentuk Lembaga Nuklir Bertaraf Global https://itpln.ac.id/indonesia-siap-bangun-pltn-itpln-bentuk-lembaga-nuklir-bertaraf-global.html/ https://itpln.ac.id/indonesia-siap-bangun-pltn-itpln-bentuk-lembaga-nuklir-bertaraf-global.html/#respond Thu, 19 Jun 2025 12:57:17 +0000 https://itpln.ac.id/?p=10996 JAKARTA — Indonesia semakin serius melangkah ke era energi nuklir. Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi membentuk lembaga riset bertaraf global bernama Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST). Kehadiran lembaga ini ditujukan untuk mendukung percepatan transisi energi bersih dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di tanah air.   Rektor ITPLN, Prof. Iwa...

The post Indonesia Siap Bangun PLTN, ITPLN Bentuk Lembaga Nuklir Bertaraf Global appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
JAKARTA — Indonesia semakin serius melangkah ke era energi nuklir. Institut Teknologi PLN (ITPLN) resmi membentuk lembaga riset bertaraf global bernama Global Institute for Nuclear Energy and Sustainable Development (GINEST). Kehadiran lembaga ini ditujukan untuk mendukung percepatan transisi energi bersih dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di tanah air.

 

Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, mengatakan GINEST akan menjadi pusat keilmuan sekaligus jejaring kolaborasi global dalam penguasaan teknologi nuklir. Menurut dia, lembaga ini lahir untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah energi bersih dunia yang kini bergerak cepat menuju target net zero emission.

 

“GINEST akan menjadi pusat keilmuan dan kolaborasi global dalam penguasaan teknologi nuklir, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah energi bersih dunia,” ujar Iwa dalam acara stadium general GINEST ITPLN di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Pemerintah sebelumnya telah memasukkan pengembangan PLTN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Untuk pertama kalinya, energi nuklir dimasukkan dalam peta jalan nasional, dengan target penambahan kapasitas 500 megawatt (MW) dalam periode tersebut.

 

Dalam jangka panjang, kapasitas itu ditargetkan meningkat hingga 4.000–4.300 MW, termasuk melalui penerapan teknologi small modular reactor (SMR) dan reaktor terapung. PLTN diproyeksikan menjadi salah satu tulang punggung ketahanan energi Indonesia pascaketerbatasan energi fosil.

 

Prof. Iwa menuturkan, GINEST akan fokus pada tujuh program utama. Di antaranya, memberikan masukan kebijakan teknologi nuklir kepada pemerintah, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta memperkuat kerja sama global di sektor energi nuklir. “Kita harus masuk sebagai pemain utama energi masa depan,” katanya.

 

Selain itu, GINEST juga akan mengembangkan riset bahan bakar nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, dan membangun aliansi keilmuan antarperguruan tinggi. Lembaga ini diharapkan menjadi motor integrasi ekosistem riset energi nuklir nasional.

Direktur Manajemen Proyek dan Energi Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, dalam kesempatan yang sama menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi nuklir, tak hanya untuk sektor pertahanan, tetapi juga energi, kesehatan, dan pertanian.

 

Menurut Suroso, pengembangan PLTN memerlukan komitmen nasional yang kuat karena siklus proyeknya panjang, bisa mencapai 100 tahun, sejak perencanaan, konstruksi, hingga operasi. “Kalau target operasional 2034, prakontrak harus mulai tahun depan,” ucapnya.

 

Saat ini, teknologi PLTN skala besar di dunia banyak menggunakan sistem pressurized water reactor (PWR). Bahan bakar berupa pelet uranium seukuran 1 sentimeter mampu menghasilkan energi setara 1 ton batu bara. Pengisian ulang bahan bakarnya hanya perlu dilakukan setiap 1,5 hingga 2 tahun.

 

Dari sisi emisi, PLTN disebut memiliki jejak karbon jauh lebih rendah dibanding pembangkit fosil. Suroso menyebutkan, emisi PLTN hanya sekitar 0–12 gram CO₂ per kilowatt-hour (kWh), jauh di bawah PLTU supercritical yang mencapai 870 gram CO₂ per kWh.

 

Ketua GINEST ITPLN, Agus Puji Prasetyono, menilai pengembangan PLTN menjadi solusi strategis dalam transisi energi. Selain tanpa memerlukan subsidi, PLTN penting untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional dan mendukung target net zero emission pada 2060.

Agus menyatakan, Indonesia menargetkan pembangunan sekitar 200 unit PLTN hingga 2050. Untuk itu, kapasitas SDM di bidang nuklir harus diperkuat.

 

“Berarti, kita harus betul-betul siapkan sumber daya manusia juga teknologinya. Kan kita tidak mungkin akan tergantung semuanya PLTN itu dari luar. Selain itu, teknologi inovasi dan juga SDM terampil tersertifikasi itu juga nanti akan kita bangun mulai dari ITPLN,” tegasnya.

 

GINEST, lanjut Agus, akan fokus pada pelatihan SDM, pengembangan teknologi inovasi, dan penyusunan rekomendasi kebijakan energi nasional. Ia meyakini, energi nuklir dapat menjadi pilar utama transisi energi bersih yang mandiri dan berkelanjutan di Indonesia.***

The post Indonesia Siap Bangun PLTN, ITPLN Bentuk Lembaga Nuklir Bertaraf Global appeared first on Institut Teknologi PLN.

]]>
https://itpln.ac.id/indonesia-siap-bangun-pltn-itpln-bentuk-lembaga-nuklir-bertaraf-global.html/feed/ 0